Assalamu"alaikum wr wb

Apa kabar semua??? semoga hari ini lebih baik dari hari kemaren allright???

Jumat, Agustus 17, 2007

Tak Punya Biaya Melahirkan Kujual Anakku

Sebenarnya tidak pernah terlintas di Pikiran bik Mis (35) untuk memberikan anak bungsunya yang baru saja dilahirkannya pada keluarga lain. Namun apa daya, himpitan ekonomi membuat wanita yang tidak sempat menamatkan SD ini terpaksa membuang rasa teganya ketika menyerahkan bayi perempuannya 3 tahun lalu pada pasangan non muslim.


Bik Mis menikah saat umurnya masih muda belia, berbekal pemahaman agama yang minim dan pendidikan yang rendah, membuatnya tak berpikir panjang tatkala disunting HR pria yang sudah berumur. Awalnya pernikahan mereka berjalan normal, layaknya pernikahan keluarga lain namun ketika kelahiran anak ke 3, barulah badai menghantam bahtera rumah tangga mereka. HR ternyata telah membohongi bik Mis mengenai statusnya. Di pulau lain HR telah memiliki seorang istri sebelum menikahi bik Mis.

Konflik demi konflik berdatangan seiring gelar baru yang disandang bik mis sebagai istri kedua. Sampai akhirnya HR memilih untuk mengabaikan istri pertamanya. Lagi - lagi beban ekonomi yang disebabkan multi krisis di negara ini mempengaruhi keadaan keluarga bik Mis. HR tidak lagi bekerja, status pengganguran ternyata lebih disukainya. Bik Mis-lah yang sehari – hari bekerja keras untuk menghidupi suami dan ke 4 mereka.

Seiring berjalanannya waktu HR tak juga berubah, bahkan semakin berulah. Hingga akhirnya Bik Mis menggugat cerai laki – laki itu, padahal saat itu Bik Mis tengah mengandung anak ke lima. Usia kandungannya menginjak bulan ke 3 saat itu. Di kota Palembang Bis Mis tak punya sanak saudara karena ia diboyong oleh HR saat mereka menikah beberapa tahun lalu.

Bik Mis sehari hari berprofesi sebagai tukang cuci dengan upah tetap 100 ribu rupiah perbulan. Untuk makan sehari hari bik mis menjual tenaganya untuk membantu para tetangga, seperti mencuci piring, mencuci pakaian, menyapu, mengepel dengan upah sekadarnya, antara 3000 – 10.000 rupiah tiap kali melakukan tugas tersebut. Dengan pendapatannya yang minim, tentu saja bik Mis tidak mempunyai tabungan untuk persiapan kelahiran anaknya yang ke 5. Warga sekitar tidak ada lagi yang bisa meminjami bik Mis uang untuk biaya melahirkan di sebuah rumah sakit.

Akhirnya sehari tepat setelah melahirkan anaknya, bik Mis dihadapkan dengan pilihan pilihan sulit. Minggat dari rumah sakit dan meninggalkan bayinya, tanpa membayar biaya persalinan dengan resiko ditangkap polisi serta ke 4 anaknya yang dirumah menjadi terbengkalai, atau meninggalkan bayi yang baru dilahirkannya di Panti Asuhan. Akhirnya pilihan jatuh pada opsi yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Bik Mis menyerahkan bayinya pada keluarga non muslim yang menyanggupi untuk melunasi segala biaya persalinan di rumah sakit. Bik mis yang memang sedang bingung karena tidak punya uang, sejumlah hutang dan kenyataan bahwa anak - anaknya yang lain kurang gizi karena sering tidak makan. Dengan alasan itulah akhirnya Bik Mis sepakat untuk menandatangani perjanjian dengan calon orang tua anaknya, ia tidak akan menggugat atau apapun yang akan merugikan keluarga anaknya kelak dikemudian hari. Walaupun ada sedikit rasa sesal di dalam hati bik Mis, namun karena keinginan pribadinya agar salah satu anaknya terjamin secara finansial, bik Mis mengubur rasa rindunya yang mendalam pada anak bungsunya tersebut.

Kini Bik Mis tinggal bersama ke 4 anaknya di sebuah rumah gubuk yang di dirikan diatas tanah pinjaman. Hendri si sulung kini sudah duduk di kelas 5 SD, Lani no 2 duduk di kelas 3 SD, Ningsih no 3 duduk di kelas 1 SD. Sedangkan Novi anak ke 4 nya berumur 4 tahun. Hendri si sulung tak sempat memikirkan cita - cita, karena Bik Mis telah mengultimatum, beliau tidak sanggup lagi menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi. “Saya takut hanya memberi angan - angan saja pada Hendri, karena kenyataannya untuk makan pun sulit “ Ujar bik Mis dengan berurai air mata. Walaupun begitu Bik Mis masih mempunyai harapan “Nabi saja selalu berdoa sama Allah untuk meminta bantuan, karena itu sebagai umat Nabi Muhammad, hanya doa dan keyakinan bahwa Allah akan membantu hambanya yang saya punya, Allah tidak pernah tidur kok mbak” Ucap Bik Mis yakin sembari menyeka air matanya dan menutup kisah hidupnya yang mengharukan.

Read More......

anak asuh study tour

Untuk memperluas wawasan para anak asuh, RZI cabang Palembang melakukan kunjungan ke pabrik mie PT Indofood Sukses Makmur. Kunjungan ke pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1982 ini merupakan rangkaian dari program pembinaan yang telah menjadi komitmen RZI dalam upaya mentransformasi kaum dhuafa. Kunjungan dibagi dalam dua gelombang, gelombang I berjumlah 27 anak yang terdiri dari siswa SLTP dan SLTA dilakukan pada hari Rabu (15/8), sedangkan gelombang II berjumlah 29 anak yang terdiri dari siswa SD dilakukan pada esok harinya.




Menyambut kedatangan RZI, Indofood diwakili oleh 3 karyawannya yaitu Ibu Nursiah, Staf Personalia, Ibu Fitriyani, Public Relations dan Ibu Ferronia B, kepala Laboratorium. Dalam sambutannya Nursiah menyampaikan kegembiraan Indofood mendapat kunjungan dari anak asuh RZI, bahkan beliau juga menawarkan kunjungan lainnya bagi RZI yang pada kali ini memang tidak membawa seluruh anak asuhnya.

Bapak Irvan Nugraha, Branch Manager RZI Palembang yang turut hadir pada acara tersebut menyatakan bahwa program kunjungan ini merupakan rangkaian program pembinaan anak asuh yang telah tergabung dalam ICD (Integrated Community Development). Dengan adanya kunjungan – kunjungan seperti ini RZI berharap selain menambah wawasan juga mampu memupuk kepercayaan diri anak asuh yang secara umum minder karena kondisi ekonomi keluarganya, lanjut Irvan.

Selanjutnya anak asuh mendapatkan materi profil Indofood dari Ibu Fitri yang sekaligus memimpin tur ke ruangan pembuatan mie. Ekspresi takjubpun ditunjukan para anak asuh ketika melihat mesin pembuat mie yang memenuhi ruangan. Begitu juga saat mereka diperlihatkan para buruh pabrik yang sedang sibuk bekerja. Selanjutnya anak asuh diperlihatkan tempat pengolahan limbah pabrik sebelum kembali ke ruangan.

Setelah menonton film profil Indofood, anak asuh dipersilahkan bertanya. Ternyata kesempatan ini tak disia-siakan oleh mereka. Pertanyaan demi pertanyaanpun mereka lontarkan yang di tanggapi oleh Ibu Ferronia dengan bersahaja. Mulai dari masa kadarluarsa sampai cara menjadi karyawan Indofood mereka tanyakan. Fakki (13) salah satu peserta menanyakan bagaimana caranya supaya Indofood bisa menyantuni teman – temannya yang belum tersantuni dengan bekerjasama dengan RZI. Sepertinya Fakki mengingat baik komitmen Indofood dalam membantu masyarakat terutama di sekitar pabrik.

Sebelum pulang para peserta mendapat bingkisan dari Indofood. Sedangkan RZI memberikan bingkisan termasuk Si Zakki yang memikat ketiga Ibu – ibu tersebut. Bahkan Ibu Fitri telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi donatur RZI.

penulis : MSO ( Marketing support Officer)
diforward oleh : diriku ^_^

Read More......

Jumat, Agustus 03, 2007

Andakah yang kami cari??

Andakah yang kami cari???? mau tau lebih banyak??? silahkan baca pengumuman berikut



Dicari 50 orang Akhwat/Ikhwan Untuk Jadi Relawan Rumah Zakat Indonesia Cabang Palembang

Antum punya kriteria di bawah ini?
1. Muslim yang Sehat dan Kuat
2. Berjiwa Sosial dan Suka Tantangan
3. Cerdas dan mampu berkomunikasi dengan baik
4. Jujur dan berniat Ikhlas untuk Dakwah
5. Berkomitmen dan punya loyalitas yang kuat untuk membantu sesama
6. Usia 16 - 35 th
Kalau antum punya kriteria diatas
Datang aja langsung ke Rumah Zakat Indonesia cabang Palembang
jl. Angkatan 45 no 3158 atau hubungi 0711-7005100

Pendaftaran tanggal 06 - 27 agustus 07
Wawancara 20 - 31 Agustus 07

info lebih lanjut
send email to : fican_filan@yahoo.com

Read More......

Jumat, Juli 13, 2007

My Favorit Song This Time

Maaf tuk berpisah dari Tashiru
especially for temen2 yang suka HTSan Hahaha
lumayan pas dipasang jadi NSP ternyata banyak yang suka
niatnya untuk nyindir nih
tapi sayang orang yang pingin disindir ganti no HP terus


Kau tahu tentang hatiku yang tak pernah bisa melupakanmu
Kau tahu tentang diriku yang selalu mengenangmu selamanya
kini kusadari bahwa semua itu
adalah salah dan juga keliru
kan membuat hati menjadi ternodai

maafkanlah segala khilaf yang tlah kita lewati
tlah membawamu kedalam jalan yang melupakan tuhan
kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
untuk kembali arungi hidup dalam ridho illahi

Kutahu bahwa dirimu mendambakan kasih suci yang sejati yeeeeeea
kuyakin bahwa dirimu merindukan kasih sayang yang hakiki
kini kusadari bahwa semua itu adalah salah dan juga keliru
akan membuat hati menjadi ternodai

Maafkanlah segala khilaf yang tlah kita lewati
lah membawamu kedalam jalan yang melupakan tuhan
Kita memang harus berpisah tuk menjaga diri
untuk kembali arungi hidup dalam ridho Illahi

Dan bila Takdirnya kita bersama
pastilah Allah kan menyatukan kitaaaaaaaaaaaaa



Read More......

Setrika dan Kompor Minyak Tanah

Sekilas tidak ada hubungannya antara setrika dan kompor minyak tanah. Namun saya menemukan bahwa dua alat rumah tangga tersebut bisa bersinergi. Suatu hari ketika berkunjung ke rumah seorang dhuafa. Seorang nenek yang berprofesi sebagai tukang pijat, sedang menyetrika pakaian sekolah untuk cucunya. Sepintas tidak ada yang istimewa dari caranya menyetrika, namun tatkala melihat alat yang digunakan tidak lumrah, baru tampak keanehan disana.



Subhanallah, nenek tersebut menggunakan setrika yang sudah putus kabel listriknya, dengan kata lain setrika tersebut tidak menggunakan listrik, namun juga tidak menggunakan arang sebagai sumber panasnya. Setrika kutung itu dipanaskan dengan menggunakan kompor yang sudah diberi alas seng bekas. Cara mengontrol laju panas setrikaan dengan mengontrol besar kecilnya api kompor.

Wah saya jadi terharu, subhanallah bagi nenek tersebut setrikaan adalah barang mewah. Wajar saja jangan kan alat elektronik yang lain, setrikaan saja mereka tidak punya. Mau tahu alasan kenapa Nenek mau bersusah payah menyetrika pakaian cucunya yang yatim itu?. Nenek ga mau cucunya keliatan kudel dan berantakan. Walaupun pakaiannya sudah lusuh, namun jika rapi dan bersih akan tetap sedap dipandang. SUBHANALLAH ALLAHUAKBAR. Renungan bagi kita semua, yang seringkali menyepelekan penampilan. Memang penampilan bukan jadi urusan utama, akan tetapi akan sangat menunjang penerimaan diri di lingkungan sekitar. Saya ingat biasanya mustahik penampilannya selalu kacau balau. Nenek Ipah mengajarkan bahwa orang miskin tidak harus buruk penampilannya. Bahwa si miskin tidak selalu dihubungkan dengan kesemrawutan dan ketidak beraturan. Dont’ Judge a book from its cover, tetap berlaku tapi akan lebih baik, jika kita semua semanis penampilan kita. Pakaian menunjukkan siapa orang tersebut. Apalagi bagi kita yang selalu berhubungan dengan dunia sosial, masyarakat, orang banyak. Mereka akan menilai penampilan kita dan darimana kita berasal. Orang yang berakhlak akan memperhatikan pencitraan dirinya

Yuk kita benahi penampilan kita, menjadi lebih baik dan lebih indah dari biasanya. Tidak harus berlebihan, namun dengan cara sederhana menjadi lebih tertata. Allah itu indah dan menyukai keindahan. Boleh lah urusan penampilan menjadi runner up, agar citra kita sebagai Dai Profesional, terlihat pula dalam keprofesionalan kita berpakaian. Akhir kata, doakan saya agar dapat menjadi lebih baik lagi dalam urusan penampilan. Dan segera bisa menghadiahkan bingkisan istimewa untuk mustahik istimewa. Amin...

Read More......

Kamis, Juli 12, 2007

Peserta Kemah Juara Kena Razia

Razia, biasanya kata ini menjadi momok bagi para pengendara kendaraan bermotor yang tidak mempunyai kelengkapan surat menyurat. Namun kali ini razia tidak dilakukan oleh para polisi yang ingin menertibkan pengendara nakal. Razia ini dilakukan oleh Panitia Keju 2007 terhadap anak asuh yang masih membandel.




Sebelum pelaksanaan KEJU 2007 yang bertempat di Bumi Perkemahan Chadika.
Anak Asuh sudah diberi tahu 2 minggu sebelumnya untuk merapikan diri. Mulai dari pakaian, maupun penampilan. Ternyata dari sekian banyak anak asuh, masih ada beberapa anak yang terazia berambut gondrong tak beraturan. Karena itulah para panitia yang bertugas merapikan penampilan mereka segera melaksanakan amanah. Berbekal gunting dan sisir, mulailah mereka bekerja merapikan rambut anak asuh ikhwan. Hal ini dilakukan dengan harapan jika mereka nanti dipertemukan dengan orang tua asuh nya dalam acara meet and greet. Mereka akan tampak manis dan rapi, tak kalah dengan penampilan anak anak orang kaya.



Tetapi ada ada saja hal hal lucu yang terjadi pada Kemah Juara kali ini, misalnya Rahmat Danil yang terkena razia oleh salah seorang relawan, namun model potongan rambut yang dihasilkan tidak sesuai wajahnya. Sehingga potongan rambutnya mirip helm yang nangkring dikepala. Tak urung, hal tersebut memancing tawa panitia dan anak anak lainnya. Bahkan ada yang nyeletuk " Priiiittt...STOP anda kena tilang, karena anda sudah pake helm, silahkan tunjukkan SIM anda". Hehehe ^_^ Yang jadi objek hanya tersipu sipu malu.





Read More......

Tak Cukup Hanya Dikenang

” Tak cukup hanya dikenang ” sebuah ungkapan rasa bahagia yang meluncur dari bibir mungil Arief Tri Haryanto, Peserta Kemah Juara Terbaik Ikhwan. Kalimat yang sarat makna itu tak disangka akan meluncur dari anak cerdas yang menjadi anak asuh Rumah Zakat Indonesia cabang Palembang sejak tahun 2005. Tatkala ditanya perasaannya ketika terpilih sebagai Peserta Terbaik Kemah Juara 2007. Memang betul apa yang dikatakan oleh Arief, bahwa Kemah Juara anak asuh memang tak layak hanya untuk dikenang. Begitu banyak pembelajaran yang didapat ketika acara ini dilaksanakan, baik pra maupun pasca kemah juara.


Kegiatan yang dilaksanakan 8 – 9 Juli 2007, telah dipersiapkan jauh jauh hari sejak bulan Mei 2007. Panitia inti adalah lulusan LDKO Relawan, dan dibantu oleh relawan lainnya. Kemah juara dibuka oleh Ketua DPRD Kota Palembang, Bapak Drs H. Zamzami Ahmad, yang ditandai dengan pemukulan gong serta pemberian layang layang secara simbolis kepada dua orang peserta. Kemah juara kali ini mendapat tambahan peserta seorang presenter cilik dari stasiun TV lokal. Siswi kelas 4 SD yang disapa Echa ini, aktif mengikuti beberapa acara pada kemah juara. Setelah pembukaan dan meet and greet dengan orang tua asuh, peserta diambil alih oleh Tutor. Tiap tutor wajib mengkoordinir minimal enam orang anak dan maksimal 8 orang anak dalam satu kelompok. Ketika acara Dinamika kelompok sedang berlangsung, Panitia Komisi Disiplin melakukan razia terhadap peserta. Alhasil sebanyak 8 orang peserta ikhwan, harus dirapikan rambutnya, karena memang sudah gondrong dan di cat merah. Aksi ini dilakukan ketika jam istirahat, sehingga tidak mengganggu acara lainnya. Karena konsep event ini adalah Bermain sambil belajar, maka semua acara dilaksanakan dengan kesan santai, namun tetap terkendali.

Banyak sekali ulah peserta Keju yang memancing tawa peserta lainnya maupun panitia. Seperti respon anak asuh yang melihat model rambut Rahmad Danil seorang peserta yang kebetulan tidak sesuai dengan bentuk wajahnya. Celetukan lucu pun keluar " Priiiittt...STOP anda kena tilang, karena anda sudah pake helm, silahkan tunjukkan SIM anda". Tak ayal semua orang terpingkal pingkal, sedangkan yang jadi objek hanya tersipu malu. Lain Rahmad lain Rio, siswa kelas 2 SD itu sempat membuat pusing tutornya. Karena Rio tidak membawa pakaian ganti selembar pun. Sampai sampai Rio disangka minggat ikut Kemah Juara. Walaupun pada kenyataannya memang dia diizinkan ibunya namun tak mau repot. Alhasil Rio hanya mengandalkan kaos kemah juara yang dibagikan panitia sebagai pakaian ganti. Belum lagi ulah Zilawati dan Liza Umami, dua anak asuh yang subhanallah begitu sadar kamera. Setiap kali panitia mengarahkan kamera ke arah mereka. Mereka langsung bergaya bak peragawati.

Wah tak disangka anak asuh RZI semuanya aktivis ( aktif and peace), dibilang aktif karena semua peserta semangat mengikuti rangkaian acara kemah juara. Bahkan Ariyanto, peserta yang sempat menangis minta dipulangkan, malah tersenyum senang saat memenangkan lomba lari karung. Akhirnya Ari malah ketagihan dan InsyaAllah ingin ikut kemah juara lagi tahun depan. Begitu juga Mardiansyah dkk yang mewakili kelompok ali bin abi tholib, mempersembahkan drama satu babak yang dibawakan dengan amat manis dan mengesankan. Gaya mereka yang lucu dan polos sangat menghibur audience, padahal acara persembahan dari anak asuh insidental untuk mencegah terjadinya waktu kosong, karena Tradisional Games selesai lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. Sudah dapat dipastikan bahwa mereka latihan hanya dalam hitungan menit. Subhanallah di kemah juara ini ditemukan bakat dan potensi terpendam dari para anak asuh.


Bukti Aktifnya anak asuh yang lain adalah, melihat kegigihan dan semangat mereka ketika mengikuti acara Traditional Games dan Outbound. Senyum mereka pun makin mengembang tatkala kamera Sriwijaya TV mengarah ke mereka yang sedang berkompetisi. Bahkan ada peserta yang tersusul peserta lain karena sibuk memperhatikan kru TV lokal lengkap dengan mix boomnya. Mereka pun cinta damai, dibuktikan dengan sedikitnya konflik yang terjadi diantara peserta pada Kemah Juara kali ini. Satu lagi bukti nyata bahwa anak asuh RZI adalah anak anak yang subhanallah berpotensi. Hal ini dibuktikan dengan pengakuan Echa si presenter cilik, yang sempat sebal sebelumnya karena selalu kalah ketika bertanding dengan anak asuh lainnya. ” aduh echa kok bisa kalah?? temen temen kok pada lincah dan gesit ya?”. Panitia hanya senyum sambil berkata dalam hati ” siapa dulu, anak asuh Rumah Zakat ”.

Seusai acara penutupan yang penuh kegembiraan dan suka cita, seorang panitia menjadi terharu ketika dua orang peserta mengembalikan kaos kemah juara dan tali co card hadiah dari XL sebagai sponsor dalam keadaan terbungkus ” mbak, ini kaosnya dipinjamkan saja atau untuk kami mbak?? Tali HP nya juga mbak??? Kami kan ga punya HP??” Ujar Rahmat bin Ali umar yang yatim piatu. Dengan sigap panitia tersebut memberikan pengertian bahwa kaos, notebook, co card, bingkisan dari unilever, pop mie, parcel buku tulis spesial diberikan untuk mereka. Subhanallah Walhamdulillah Walailahailallah WallahuAkbar....Kemah Juara kali ini tak cukup hanya dikenang. Begitu banyak hikmah yang harus kita renungkan dan dijadikan pelajaran. Allah pasti menciptakan begitu banyak Hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik, dari lahirnya anak anak spesial ini, yatim piatu dan dhuafa. Dimana pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi orang orang hebat merupakan tanggung jawab kita bersama. Tak cukup hanya dikenang saudaraku, tapi jadikan pelajaran agar Visi dan misi kita kedepan menjadi lebih baik lagi.

Read More......